Selasa, 22 Desember 2009

Selayang Pandang tentang Nepenthes / Kantong Semar


  Kantong Semar sebuah nama Tanaman Karnivora. Nepenthes, pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia, disebut sebagai kantong semar, dengan sebutan beragam di berbagai daerah, periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), ketakung (Bangka), sorok raja mantri (Jawa Barat). ketupat napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), dan selo begongong (Dayak Tunjung).
Tumbuhan yang termasuk dalam golongan tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Nepenthes merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Karenanya tumbuhan ini digolongkan sebagai tanaman karnivora (carnivorous plant), selain Venus Flytrap (Dionaea muscipula), sundews (Droseraceae) dan beberapa jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara, khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.
   Kantung Semar (Nephentes) adalah tumbuhan menjalar yang dapat tumbuh sampai ketinggian 18 meter. Ia banyak terdapat di hutan Kalimantan, pegunungan Pulau Jawa, dan “Cagar Alam Dolok Saut”  
Kantung Semar diperkirakan berasal dari Asia Timur. Namun, kini banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ia bisa hidup di mana saja, mulai dari pantai, gunung kapur sampai hutan lebat di pegunungan.
Jenis dan bentuk tanaman ini beragam. Dari 86 jenis yang ada, 53 di antaranya berasal dari Indonesia. Nephentes northtiana, misalnya, berbentuk seperti terompet hijau. Ia hidup di dataran rendah. Sedangkan Nephentes adrianii bentuknya mirip periuk nasi berwarna merah. Ia tumbuh di dataran tinggi. 

Tanaman kantong semar (Nephentes) yang tumbuh di hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Bengkulu mulai terancam punah. Menurut pemerintah setempat, salah satu penyebabnya adalah banyak warga sekitar menggunakan tumbuhan merambat ini untuk membungkus kue tradisional. ia juga bisa dijadikan obat? Tanaman ini diyakini bisa menyembuhkan penyakit asma, diare dan maag.

0 Comments:

Post a Comment